05 Mei 2011

Sir Howard Stringer, Mantan Wartawan Banting Setir Jadi CEO Sony

Sebagai petinggi pertama non-Jepang di Sony Corporation, kehidupan CEO Sir Howard Stringer memang layak disimak. Berkarir setidaknya 30 tahun di dunia jurnalistik, Stringer paham betul pentingnya media.
Lahir di Cardiff, Wales Inggris, pada 19 Februari 1942 dari orangtua Marijorie Mary (guru) dan Harry Stringer (tentara AU Inggris), tidak berarti Stringer menghabiskan waktu di tanah yang sama dengan Pangeran William. Keluarganya pindah ke Amerika Serikat pada 1965. Stringer juga sempat bergabung di ketentaraan AS dan ikut berpartisipasi di Perang Vietnam.
“Beradaptasi dalam fenomena budaya merupakan insting utama kepribadian saya. Kita tidak bisa menolak beradaptasi ataupun bersembunyi dari kehidupan lingkungan,” ujar Stringer kepada Fortune.
Sejak 1985, Stringer memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Adik laki-lakinya, Rob Stringer, juga bergabung di Sony sebagai Kepala Sony Music Label Group. Pada 1978, Stringer menikah dengan Jennifer A. Kinmond Patterson. Keduanya dianugerahi dua orang anak.
Stringer mengawal karir sebagai jurnalis di CBS Inc. Menimba ilmu sekaligus pengalaman profesional selama 30 tahun, membuat Stringer menelan asam garam kehidupan media. Ia menjabat sebagai Presiden CBS Inc dari 1988 sampai 1995.
Sebelumnya, Stringer menjabat posisi Produser Eksekutif ‘CBS Reports’ pada 1976-1981, Produser Eksekutif di ‘CBS Evening News with Dan Rather’ pada 1981-1984 dan Presiden CBS News pada 1986-1988.
Stringer juga sempat meraih sembilan penghargaan Emmy atas program-program CBS yaitu ‘The Rocketfellers’, ‘The Palestinians’, ‘A Tale of Two Irelands’, ‘The Defense of The United States’, ‘The Boat People’, ‘The Boston Goes to China’, ‘The Fire Next Door’ dan ‘The CIA’s Secret Army’. Selanjutnya, Stringer bergabung ke TELE-TV, perusahaan teknologi dan media di Amerika SErikat pada 1995. Dua tahun selanjutnya, ia bergabung dengan Sony.
Stringer mengawali karir di Sony pada Mei 1997 sebagai Presiden Sony Corporation of America. Stringer dianggap pantas menjabat posisi ini karena perusahaan mengalami krisis keuangan dan tengah bersaing ketat dengan Samsung, Sharp, Apple Inc dan Panasonic. Berbekal pengalaman di industry media, Stringer bertanggung jawab mengoptimalkan fungsi media di AS.
Stringer dianggap berhasil. Kini menjalankan ‘pabrik’ Sony di Tokyo, Jepang, Stringer sukses memperoleh penjualan US$78 miliar di seluruh dunia, berdasarkan data pada pertengahan 2010. Sony menjadi salah satu perusahaan besar di dunia teknologi. Mereka mempekerjakan 170 ribu pegawai di seluruh dunia untuk memproduksi produk televisi, kamera digital, pemutar music, computer, konsol video game dan masih banyak lagi.
Meski dibalur kesuksesan, tidak ada yang menyangka bahwa motto hidupnya begitu sederhana. “Apapun pekerjaan Anda, nikmatilah. Lakukan apa yang Anda bisa dan jangan pernah berpikir tentang pekerjaan lain di masa depan. Jika Anda bekerja keras, segala sesuatunya akan berjalan normal dengan sendirinya.”